Selasa, 22 Februari 2011

SUSU FORMULA PENAMBAH PENYAKIT TETAP BEREDAR

 Janji pemerintah untuk mempublikasikan nama-nama susu  formula yang terkontaminasi bakteri e-sakazaki ternyata diurungkan. Dalam konferensi persnya, pemerintah (dalam hal ini MENKES dan BPOM) mengingkari apa yang telah mereka ungkapkan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kebingungan bagi masyarakat luas. Dengan adanya berita yang plin-plan, masyarakat beranggapan pemerintah tidak serius dalam menangani masalah pangan walaupun pemerintah sendiri telah menyampaikan bahwa bakteri itu akan mati jika diseduh dengan air panas. Akan tetapi hal ini tetap berbahaya karena belum diketahui seberapa dosis yang bisa menimbulkan penyakit. Selain itu, hal ini berbahaya karena masyarakat tidak tahu mana susu formula yang terkontaminasi dengan yang tak terkontaminasi mereka hanya berpedoman pada tanggal kadaluarsanya saja!! Hal ini jelas berbahaya. Ada baiknya pemerintah tetap mempublikasikan susu-susu formula yang terkontaminasi kepada masyarakat. Karena jika tidak, bayi-bayi mereka dalam bahaya ancaman terkena bakteri tersebut sebelum ada pengumuman yang jelas dari pemerintah.     Selain itu, keputusan yang plin-plan ini juga akan menuai asumsi negatif dari kalangan masyarakat “jangan-jangan ada main mata antara pemerintah dengan produsen susu formula” demi pendapatan negara, pemerintah mengorbankan rakyat. Asumsi ini jangan sampai menyerang masyarakat berlarut-larut. Karena jika hal ini terjadi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan semakin terkikis, setelah sebelumnya kepercayaan masyarakat terkikis oileh bebeberapa kasus yang terksan terbengkalai, jangan sampai kasus ini menambah daftar lemahnya negeri ini. Yang sama-sama kita harapkan adalah dimasa mendatang, negeri ini akan lebih tangguh lagi menangani berbagai permasalahan yang ada. Tapi bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud jika generasi penerus negeri ini mengkonsumsi susu beracun.     Ahmad Husin A.R     Mahasiswa Jurusan PAI Fakultas tarbiyah UIN SUSKA Riau

0 komentar:

Posting Komentar